Untukmu yang Keseribu Kalinya

Seribu layang layang
Seutas tali harapan
Manapaki jembatan langit

Seribu bilah cinta
Dalam anyaman bambu rindu
Bergelora hasrat mencinta

Tidakkah kau mendengar?
Angin membawa rintih cintaku
Untukmu yang keseribu kalinya


***
060508

Mengingat Angin

Mengingatmu angin, seperti mengulum permen coklat yang lengket. Manisnya tak pernah hilang meski tahun-tahun lenyap ditelan waktu.

Kalau mata ini terpejam, teringat saat kita berlomba menuju pucuk pohon Bakau. Lalu berayun-ayun menantang langit dalam ayunan ban bekas. Seakan-akan baru kemarin terjadi saat pohon bakau adalah rumah kita dengan daunnya sebagai atap dan langit sebagai saksi. Bila malam kita menerangi rumah kita dengan kerlip bintang-bintang. Mencoba membaca rasi bintang pari di tengah langit kelam dan debur ombak.

Bila siang menyapa, kita adalah Peter Pan tanpa serbuk peri. Dunia kita adalah Neverland tepi pantai berpasir putih. Tempat kita berburu bajak laut adalah muara sungai dimana anak-anak kepiting tunggang langgang menuju hidup di laut lepas. Lalu kita berenang-renang dengan sukacita mengiringi kepergian anak-anak kepiting.


Read More...

Mama

Mama
Kaulah keagungan dunia
Perantara Aku dan Sang Pemberi Hidup
Menjadikanku ada

Mama
Siang malam tak henti kau bermunajat
Merestui setiap langkah
Dengan kecupan di dahi

Mama
Kaulah ratu dalam hatiku*
Membuatku bening apa adanya

Mama
Ada dan tiada**
Setiap hela nafasku berisi namamu

Selalu


***
29 April 08
* A Song for Mama, Boyz II Men
** Bunda, Melly Goeslow

Blogger Templates by Blog Forum