Saat Bumi Menua


Ketika bumi masih muda
Diberikannya penahan lapar dan dahaga
Pada umat manusia
Meski setiap saat diinjak dan diludahi



Kini bumi menua
Rambut hijaunya dipangkas secara paksa
Karbondioksida menutupi permukaan wajah
Cadar ozon terkoyak-koyak
Penahan gelombang hancur

Jemari bumi bergetar
Memuntahkan lahar
Melepaskan derita

Airmata jatuh di satu sisi
Dan kering di sisi yang lain

Derita terengkuh
Manusia menyesali

***
251007-Fatmawati. Teringat kisah teman yang mulai terkena dampak global warming…plis manusia sayangi tanah coklat dan langit biru yang mulai lusuh ini.


Read More...

Di Atas Serambi

Suara langkah kaki kanak-kanak terdengar mendekati pintu rumah sederhana milik Airin. Tak berapa lama terdengar salam,” Selamat sore Kak Irin.” Senyum mengembang di bibir mungil Airin saat kanak-kanak itu berebutan masuk dan menuju serambi kecil tempat mereka belajar.

Adalah sebuah ritual bagi Airin setiap hari Selasa dan Kamis sore untuk mengajar kanak-kanak yang tak mampu di sekitar rumahnya. Meski kemiskinan hadir di sela nafas, mereka tetap bersemangat untuk mempelajari hal-hal baru. Bukan demi titel, juga bukan demi selembar ijazah melainkan demi memuaskan rasa keingintahuan mereka akan sebuah pengetahuan.



Airin segera menyiapkan buku dan alat-alat tulis. Metode belajar yang Airin lakukan sederhana. Untuk 1 jam pertama, mereka akan belajar memperlancar bacaan dan berhitung. Jam berikutnya, Anak-anak boleh bertanya apa saja asal masih dalam batas kewajaran. Untuk itu Airin sudah mempersenjatai diri dengan berbagai macam ensiklopedia, buku-buku dan Koran. Untung saja sejak kecil Bunda Airin selalu membelikan buku daripada mainan. Kata Bunda Airin,”Kalau buku meski sudah tua dan rapuh tapi masih akan menyimpan pengetahuan berbeda dengan mainan yang bila sudah rusak akan teronggok begitu saja.” Airin tersenyum lembut mengingat petuah Bunda.

Murid-murid Airin ada lima orang. Edi yang menjadi pemulung karena memulung adalah profesi keluarga besarnya. Abdul yang putus sekolah saat kelas 2 SD karena ketiadaan biaya dan sekarang membantu ibunya mencari nafkah dengan menjadi loper Koran. Si kecil Anti yang sudah 2 tahun dipaksa ibunya untuk menjadi pengemis di kolong jembatan layang. Ahmad si pedagang asongan adalah yang tertua di antara mereka,10 tahun umurnya dan tidak pernah mengecap bangku sekolah. Dan Ika, adik Ahmad yang menjadi pengamen di lampu merah pojok kota.

Dulu, Airin melihat Ahmad yang minta dibacakan sepotong berita yang terpampang di halaman muka Koran terkemuka kepada Abdul. Abdul membaca dengan terbata-bata. Di situlah batin Airin terketuk. Ia, mahasiswi beasiswa IKIP bisa belajar dengan leluasa. Merengkuh cakrawala aksara tanpa batas, sedangkan mereka yang ingin melihat cakrawala itu tak mampu bahkan untuk lancar membaca. Airin menghampiri Ahmad dan Abdul, berkenalan dan mengajak mereka untuk bermain dan belajar di rumahnya. Sejak itulah sekolah kecil mereka dimulai.

“ Kak Irin, Anti mau tahu pahlawan itu apa sih?” Tanya Anti polos seraya menunjuk sampul buku Pahlawan-pahlawan Belia*.

Airin tersenyum, “Pahlawan dalam arti sebenarnya adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran**.”

“ Jadi mereka bisa siapa aja ya Kak?” Ahmad bertanya serius.

“ Iya. Jadi pahlawan itu bukan sebatas orang yang mengangkat senjata. Guru juga pahlawan. Bahkan Ibu kalian juga sebenarnya pahlawan karena mereka sudah mati-matian berjuang melawan maut untuk melahirkan kalian.” Terang Airin. Mereka ber-ooo panjang.

“ Tapi ibu Anti malah nyuruh Anti jadi pengemis Kak. Masa dia jadi pahlawan?” Anti kecil protes pada Airin.

Airin menghela nafas. Kemiskinan itu biang keladinya ingin ia berteriak. Tapi tatapan polos anak-anak itu mengurungkan niat Airin. Negara ini sudah tua, mulai bobrok di sana sini. Tapi bukan berarti jiwa mereka harus ikut bobrok.

“ Sebenarnya Ibu kalian itu juga mau kalian hidup nyaman. Tidur dengan perut kenyang. Belajar di sekolah bukan di rumah Kakak yang sempit ini. Tapi keadaan tidak memungkinkan. Ketidakseimbangan ekonomi tidak merata. Kurang pengetahuan menjadi penyebab kemiskinan.”

“ Kalau gitu aku mau belajar banyak Kak. Biar pintar dan nggak miskin lagi.” Seru Edi. Airin mengelus kepalanya.

“ Terus kalau sumpah pemuda itu apa Kak?” Tanya Ika seraya menunjuk headline media.

Terbayang dalam benak Airin saat Kakek Buyut menimangnya di pangkuan dan bercerita tentang sumpah pemuda yang diikutinya. Ketika seluruh pemuda Indonesia bersumpah akan menjalin persatuan. Yang seiring dengan waktu, makna sumpah pemuda sendiri semakin memudar.

“ Sumpah pemuda itu hari dimana perwakilan seluruh pemuda daerah di Indonesia bersumpah akan menjalin persatuan pada tanggal 28 Oktober 1928. Itu sebabnya dulu Negara kita di sebut sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia.”

“ Para pemuda itu, mereka juga pahlawan Kak?” Mata bulat Abdul bersinar jenaka.

“ Iya mereka juga pahlawan. Mereka berani memperjuangkan kebenaran untuk bersatu. Jangan lupa, tahun 1928 itu Indonesia belum merdeka. Jadi sumpah pemuda itu yang membimbing para pemuda untuk meraih kemerdekaan.”

“ Hebat ya Kak pemuda-pemuda itu.” Kata Anti, lalu lanjutnya, “ Anti juga mau jadi pahlawan Kak.”

Airin tertawa. Dicubitnya gemas pipi Anti yang coklat terbakar matahari Jakarta. “Anti bisa kok jadi pahlawan. Ajak teman-teman Anti kesini. Jadi kita bisa bermain dan belajar bersama.”

Mata Anti bersinar bagai lilin di kegelapan lalu mengangguk. Airin menerawang memandang tempat lusuh yang terlupakan di sudut Jakarta dari serambi kecilnya. Gubuk-gubuk tumpang tindih dengan kemiskinan yang menyengat. Ditatapnya mata polos para kanak-kanak yang berharap tumpangan menuju cakrawala aksara darinya. Aku tidak dapat mengangkat senjata untuk membela mereka, juga tidak dapat memberi mereka kenyamanan hidup. Aku hanya dapat mengangkat pena dan memberi pengetahuan pada mereka agar mereka dapat menyongsong masa depan di tengah kelusuhan. Memberi sesuatu yang berwarna di tengah kesemrawutan Kota. Airin berbisik lirih sementara mentari memerah dan turun dari peraduan di ufuk barat.

***
241007 – Fatmawati.
* Judul: Pahlawan-pahlawan Belia: Keluarga Indonesia dalam Politik,
Penulis: Saya Sasaki Siraishi, Penyunting: Seno Gumira Ajidarma dan
Pax Benedanto, Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia Jakarta 2001
** Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia

Read More...

Dermaga Hati


Pernah terlintas di benak saatku kanak-kanak
Dimanakah akan kulabuhkan hati

Kala semburat pertama mengawali hari
Terbesit kata cinta melingkupi diri

Allahku
Padamulah aku tergugu
Jatuh dalam pesona nan abadi


kulabuhkan hati pada langit
Kutitipkan diri pada riak air
Kuletakkan sekalimat pada hembusan bayu
kuiringkan cinta pada embun pagi penyejuk hari
kurantaikan jiwa pada karang kokoh penahan badai
untukMu
Pelita Hidupku
Lautan Asmaraku
Keteduhan abadi dalam setiap detikku
Allahku

*221007 Fatmawati. Ketika langit cerah tak berawan

Read More...

Life Without Luv

Pernah mikir gak sih gimana rasanya hidup ini tanpa cinta. Kata yang simpel tapi mampu mengetuk jiwa. Hemmm...jadi inget waktu pertama kali jatuh cinta. Waktu itu aku masih SMP, masih cupu..hehe. rasanya gandengan tangan aja maluuuu bgt ^^. Padahal aku pernah benci setengah mampus sama dia..wakakak. Karma,

kata Gita sahabat aku.
Kalau sekarang sih...aku uda sama cowo yang sumpah duduls bgt. Tapi dia lucu, baik hati, gak sombong, rajin menabung..ups kok jadi ngelantur ye?? =P

Back to the topic. Kalau hidup tanpa cinta rasanya hambar iya kan? kita gak ngerasain gimana rasanya sayaaaannnggg bgt sama orang lain atau gimana rasanya berkorban. hemm...termasuk cinta sama orang tua. Bayangin gimana kita kalau ga sayang sama bokap nyokap atau sama kakak adek..huhu..serem yah.

Trus di dunia ini jadi banyak orang jahat yang hatinya beku.ckckck
so keep love in ur heart ^^

Read More...

Aku,Kau...Kita

Kau ada untukku
Menghangatkan hati
Mengusir Sepi
Membunuh galau
Selayaknya telaga tenang
Dimana tumbuh mawar harum berseri

Aku ada untukmu
Melarutkan duka
Meretaskan tawa
Mengalunkan nada rindu
Selayaknya denting kasih
Jernih dan lembut

Apakah ini cinta?

Pun ketika jemari bertautan
Kau masih menanyakan cinta

Aku, Kau…Kita
Haruskah cinta dipertanyakan satu sama lain
Saat derita mencinta berpalung rindu hadir

Apakah ini cinta?

Pun kala hati hampa tanpamu
Kau tetap menanyakan cinta

Aku, Kau…Kita
Haruskah cinta dikorbankan
Meski jiwa ini terikat dengan jiwamu

Dalam sunyi
Dalam gelap
Di tengah keramaian
Di bawah bulan perak
Di terik mentari
Di bayang kedamaian pohon
Di sela semilir angin
Di antara gemiricik sungai
Aku ada untukmu
Selayaknya kau ada untukku
Selamanya

Meski sangkakala terpagut manis dunia


***
111007 – Fatmawati. Thanks to Lennon with his beautiful songs
Type your summary here

Read More...

Ketika Tuhan Menyentuhku

Tuhan Menyentuh hatiku
Sejak adzan berkumandang
Dan iqamat mengundang
Meninggalkan resah dengan butir kristal yang mengalir

Tuhan Menyentuh Qalbuku
Menuntun kaki yang lelah
Untuk sekedar beristirahat di rumahNya
Membawa diri yang resah,
Untuk kemudian bernaung di kedamaian pintuNya

Astagfirullah…
Subhanallah…

Tuhan menyentuh jiwaku
Ketika sukma berbalut angkara
Kubasuh raga yang kusam ini
Kusiram jiwa yang lemah ini

Allah…Allah-ku

Sungguh kenikmatan yang Kau berikan
Tak sebanding dengan apa yang kuserahkan padaMu

Dalam sujud ku bertasbih
Memujimu wahai Sang Penerang Hati
Dalam doa ku bersyukur
mengingatMu wahai Sang Pemurah

Sesungguhnya hanya kepadaMu-lah aku berserah
Pun diantara menit terakhirku




***
041007 - Dalam perjalanan ketika air mata menggenang mendengar lafal ayat suci yang dibacakan…semoga kita semua mendapat hidayahNya..amieenn


Read More...

Day After Holiday *short holiday i mean

duhhh lagi belajar bikin 'read more' nih...moga2 bisa...
jadi skarang postingannya ngetes dulu ah..kalo uda bisa baru bagi2 deh ke orang2...huhu..

eh bisa...duh senengnya *peluk windry =P


betewe eniwei buswei..enaknya tinggal di jakarta yg penduduknya belum balik mudik. lancar, aman, terkendali dan no macet anymore..hihi..secara tadi brangkat jam setengah7 dan sampai di kantor jam 7.19..hoooo keren bgt kannn???!!!

emang sih masih pengen liburan tapi apa daya..waktu untuk bersenang2 uda abis..jadi no macet di jakarta cukup menghibur. Bayangkan kalau uda harus masuk sementara yang lain masih libur dan jalanan macet..pasti rasanya pengen ngurut2 kepala ya kan??!! *hiperbola bgt yah gw =P

nah sekarang waktu makan siang...ciao^^

Read More...

Trial eh error

Wahhh aku lagi blajar bikin 'read more' nih...navigasi oleh windry si miss worm, skarang tahap pengetesan...dannnnnnnnnnnnnn hasilnya adalah...


Tes tes..apakah trial ini berhasil? atau eror *berdoa semoga berhasil

Read More...

Its..Another day

Okay...apa yang ada di pikiran lo waktu apapun yang lo lakukan adalah pengulangan aktivitas yang notabene sama dari hari ke hari? jenuh. yeap thats my feeling now..

ya ampyun padahal lagi puasa ya..hehe..jadi buat ngusir jenuh gw nulis aja deh..^^
ga boleh ngeluh..ga boleh ngeluh *ngurut2 dada.. *winkie*

seperti kata Rendra..

Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh
Hidup adalah untuk mengolah hidup
bekerja membalik tanah
memasuki rahasia langit dan samodra,
serta mencipta dan mengukir dunia.
Kita menyandang tugas,
kerna tugas adalah tugas.
Bukannya demi sorga atau neraka.
Tetapi demi kehormatan seorang manusia.
-ws rendra-

yah ini cuma cuma another day kan...besok mungkin bakal ada kejutan baru yang nyenengin..uda ah solat dulu *winkie*

eia betewe eniwei buswei...tadi pagi ada penyanyi jalanan (pengamen sih tapi gw lebih suka nyebut penyanyi jalanan) yang lucu banget..dia nyanyi dengan penuh semangat sampe joget2 gitu..padahal di patas 18B loh..hihi..tapi betenya dia nyanyi sambil berhujan2 ria alias muncrat2..kan gw senewen jadinya..*melet mode:on*

yah..sebenernya hari ini ga jadi boring2 amat kali ya..tadi pagi ada kejadian lucu..trus tar sore gw buka puasa bareng temen2 kantor gw *yipppiiieee*...trus gw lagi ada proyek nih bikin cerita panjang..novelet kata windry si miss cacing *sori miss*

jadi gw mesti banyak baca2 buku buat referensi..smangat ayas!!! ^^

Read More...

Kau
Pernah hadir dalam hidupku
Bermain riang dalam benak
Memberi warna pada pelangi abu-abuku

Kau
Datang dalam kesederhanaan
Besar dengan sahaja

Kini
Kau harus pergi
Melanjutkan hidupmu
Menapakkan kakimu entah di belahan dunia mana

Kau
Menghilang dalam hidupku
Pelangiku lenyap
Bahkan bayangmu pun tak kutemui dimana-mana

Tapi aku tetap menunggu
Layaknya kesetiaan matahari pada bulan
Entah sampai kapan

***
280907 – Fatmawati. Lagi sedih nih ;(














.

Read More...

Aku : Dalam RengkuhanNya

Gelap menyeretku masuk jauh di dalamnya
Tenggelam dalam sunyi
Hanyut dalam sepi

Pekat memelukku erat
Enggan membiarkanku pergi
Pun sekedar untuk bernafas

Tolong aku Wahai Sang Pemberi Nafas Kehidupan
Beri aku petunjuk
Meski hanya secercah cahaya

Tak ada kata terucapkan
Tak ada tangan terulur menggapaiku

Hanya damai
Ketika aku melangkah mendekati-Nya
Menuju rahim segala rahim
Dimana cinta bermuara

Direngkuhnya aku
Dalam dekapan abadi-Nya
Dan gelap pun menghilang

***
270907 - Fatmawati

Read More...

Blogger Templates by Blog Forum