Dear Friends

Dear Friends,

Hari ini kubuka lembar kenangan kita yang telah lusuh dimakan waktu

Rangkaian kenangan membanjiri ingatanku

Membuatku tersenyum

Teringat hari-hari indah yang telah kita lalui

Diantara pekatnya hidup, kita saling mengisi

Menciptakan ruang berwarna-warni

Dear Friends,

Setiap orang memiliki jalannya masing-masing

Milikku adalah setapak kecil yang sejuk

Suatu ketika..

Setapak kecilku bertemu dengan setapak-setapak lain di persimpangan

Setapak lain milik kalian

Maka kita bergandeng tangan dan tertawa bersama

Terkadang kita berselisih paham

Tak mengapa..

Karena kita berselisih untuk kemudian saling mengerti

Pernah ada hari saat marah terungkap, tangis tertumpah dan kesal meluap

Maka…kita saling menghibur dan memberi dukungan

Dear Friends,

Mungkin suatu hari nanti jalan kita akan terpisah

Tapi di dalam hati kenangan akan hari-hari indah kita akan terukir abadi

Dear Friends,

Mungkin kelak kita akan bertemu lagi

Saat rambut memutih

Dan kerut memenuhi wajah

Sebab sesungguhnya setapak kita berdampingan

Teman…sahabat dalam hidup

***

240607 – for all my friends wherever u are

Read More...

Saat langkahmu menjauh dan dirimu tak terlihat lagi,

Kurasakan dalam hati dan dalam benakku

…Aku merasa sepi meretih

Aku mau kamu ada

Di saat aku membuka mata

Ketika semburat merah menyapa di ufuk fajar


Aku mau kamu ada

Saat aku menutup mata

Ketika selimut malam mulai turun

Dan sinar bintang mulai menyala laksana lentera firdaus

Aku mau kamu ada

Di setiap menitku

Di antara titik airmataku

Di antara tawa bahagiaku

Di sela-sela canda

Karena saat langkahmu menjauh…kusadari satu hal

Aku merasa

…Kosong

Selaksa jiwa yang tidak tergenapi

Aku hanya separuh asa tanpamu

***

Sudut kamar menjelang tengah malam ketika bulan mulai bergeser ke ufuk barat –210607

Read More...

Dear Love

Dear Love,

Maafkan aku dan cintaku

Yang selalu mengganggu hari-harimu dengan dering rinduku

Maafkan aku yang terkadang marah tanpa sebab

Maafkan aku dan waktuku yang membuat harimu tersia

Maafkan aku dan diriku yang rumit

Bila telah membuat hidupmu terbebani

Terima kasih kau telah ada disampingku

Membantuku melewati hari sulit

Menghapus rinai airmata yang mengalir

Terima kasih karena kau selalu memelukku

Diantara perih yang kurasa

Terima kasih karena kau telah memberikan cintamu padaku

Terima kasih karena kau mempercayaiku sepenuh hatimu

Terima kasih karena kau selalu mau mendengarkan ceritaku

Pun ceritaku yang paling membosankan tidak membuatmu menutup mata

Terima kasih atas kesabaranmu melewati hari bersamaku

Dear Love,

Cintaku bukan tentang mencintai dan dicintai

Juga bukan tentang memaafkan atau dimaafkan

Atau tentang menyakiti dan disakiti

Cintaku bukan tentang bagaimana mengikatmu

Tapi bagaimana membiarkanmu terbang tanpa takut hilang

Karena cinta hanya cinta

Tak ada diatasnya

Dear Love,

Ajarkan aku merepih sepi tanpa harus takut terluka

Ajarkan aku melebur dalam asa tanpa harus lenyap

Ajarkan aku mengepakkan sayap tanpa harus terjatuh

Ajarkan aku mengawang tanpa harus takut terbawa angin

Ajarkan aku melewati malam tanpa harus tersesat dalam kelamnya

Ajarkan aku menghanguskan rasa tanpa harus terbakar

Dear Love,

Every time I breathe, I think about you

Everything I do, I always think of you

I close my eyes and I could see your smile

Remembering you always makes beats my heart into a lullaby of love

Dear Love,

I love you more than you know

I love you more than I know

Diantara isak tangis

Diantara gelak tawa

Kau selalu ada…di hatiku

***

-200607-

diantara cubicle yang menyekati diri dan dunia luar saat malam separo menggantung

Read More...

mEnaNtiMu

Aku mengalihkan pandanganku menatap senja yang mulai menua

Memenuhi dunia dengan semburat keemasan

Menghangatkan hati di antara sejuknya malam yang mulai menggantung

Di sela-sela waktu saat aku berdiri

..Menantimu

Aku memejamkan mata ketika semilir angin menyapaku ramah

Kesejukan di antara kehangatan hati

Menyaksikan bintang yang mulai hadir menyelimuti dunia

Kala aku disini

..Menantimu

Bulan menggantung di ujung langit

Dalam keremangan malam

Aku menantimu

..Entah sampai kepan

***

Gatsu - 190607

Dedicated 4 my lovely honee : menantimu kala senja mulai menua di ujung cakrawala adalah hal menyebalkan.

tapi melihatmu datang saat gelisah mulai meraja adalah paling menyenangkan

maaf ya aku sering bikin kamu lama nunggu aku

Happy 2nd month anniversary^^

Read More...

KaU!!

Hidupku berjalan hampa sejak tubuh semampaimu hilang di balik pintu

Meninggalkanku mengisi sepi yang meraja

Bersama mimpi yang terhenti di tengah jalannya

Pun sebelum ia terwujud

Kau…

Orang yang pernah berkata tidak akan pernah meninggalkanku

Namun kau pergi

Tanpa kata

Tanpa beban

Tanpa mengindahkan pertanyaanku

Kau…

Selalu berkata bahwa aku adalah hal terindah dalam hidupmu

Tapi kau hilang ditelan malam

Menyayatkan luka dalam hati

Meremukkan jiwa

Kau…

Berkata bahwa tanpaku kau akan tersesat

Namun kau tetap pergi

Membawa sebagian cintaku di hatimu

Meluluhlantakkan jiwaku

Kau…

Taman firdausku sekaligus neraka merah jambuku

Kau biarkan aku damai terhembus angin firdaus

Untuk kemudian membakarku habis dalam nerakamu

***

Gatsu:dalam kebosanan kronis - 140607

Read More...

maSih TeNtaNg ciNta

Aku ingin mencintaimu seperti tetesan hujan yang jatuh dari langit

Mengalir tanpa beban

Menyusuri hidup dengan kesejukkan

Aku ingin mencintaimu seperti matahari yang membara

Memberi semangat dalam diri

Membakar jiwa tanpa harus takut lenyap

Aku ingin mencintaimu seperti pelangi di ujung cakrawala

Menorehkan tinta keindahan

Membuat hidupku berwarna

Aku ingin mencintaimu seperti bumi yang konstan berotasi pada matahari

Karena kamu aku ada

Untuk aku kamu ada

Kita bertemu untuk saling menyempurnakan satu sama lain

***

Di sudut cubicle kantor -070607

Read More...

beZdaY pResEnt 2 oWes

Banyak kata untuk menggambarkan dirimu

Tapi tidak ada satupun yang mampu menggambarkan sifatmu

Kamu campuran dari berbagai macam sifat yang saling tumpah tindih

Kamu bisa jadi teman terbaik yang ada di dunia ini tapi kamu juga bisa jadi musuh paling berbahaya...untungnya aku bukan musuhmu

Kamu bisa jadi orang paling cuek yang aku kenal tapi ternyata di depan orang yang paling kamu sayang, kamu bisa jadi orang paling perhatian

Aku menghela nafas dan membuang pandanganku ke luar..ke arah kemacetan yang merajalela di ibukota

Teringat bayangmu

Aku ingat kamu yang bersikeras kalau kacamata kamu itu warnanya cokelat walaupun aku melihatnya warna pink

Aku ingat topi kesayanganmu yang selalu menemani harimu

Aku ingat kamu yang selalu bisa diandalkan waktu keadaan memaksaku untuk tetap tegar walaupun sebenarnya aku begitu rapuh

Aku ingat kamu yang selalu hadir di semua sedihku

Aku tersenyum kecil dan bayangmu kembali menyeruak hadir

Mungkin aku bukan teman terbaikmu

Tapi aku akan selalu ada untuk kamu seperti kamu selalu ada untukku

Hari ini tepat hari jadimu

25 tahun umurmu mengarungi hidup

Dan kuharap kamu tetap menjadi seperti apa kamu yang aku kenal



-060607-

Read More...

haTiku


Hatiku bukan terbuat dari sebentuk batu keras

Aku juga bisa terluka

Merepih sepi dalam dahaga kebahagiaan

Dan air mata ini tak bisa berhenti mengalir

Membersihkan jiwaku

Dari sampah-sampah ketumpulan diri

Menyapulenyapkan prasangka dan dugaan

Menyingkirkan derita sejenak dari pundakku

Karena hatiku bukan tempat sampah kegamangan dunia

Biarkan aku menangis

Biarkan jiwaku dibersihkan

Agar esok aku dapat tersenyum dengan ketulusan lagi

-Di sudut kamar: 290507-

Read More...

tEntaNg kAmu

Ada kata yang hampir mengalir keluar dari bibirku

Namun tertahan di jalannya

Mungkin saja aku tak bisa mengungkapkan isi hatiku

Tapi kamu harus tahu bahwa penyebabnya bukanlah kamu

Pun jika kamu yang membuatku menangis

Ketahuilah bahwa cintamu akan selalu membuatku tersenyum

Aku hanya ingin ada di sisimu

Di dalam pelukmu

Agar airmata ini mengering

Pedih ini menyusut

Dan beban ini berkurang

Karena cintaku bukan tentang memiliki atau dimiliki

Bukan tentang memaafkan atau dimaafkan

Juga bukan tentang menyakiti atau disakiti

Cintaku tidak menunggu seorang superhero

Tidak mengharapkan seorang einstein

Juga tidak menanti seorang milyuner

Cintaku utuh penuh untukmu

Kamu yang selalu ada di hari-hari terburukku

Yang selalu tertawa denganku

Juga menangis bersamaku

Kamu yang menemaniku menentang derita

Yang tetap ada saat amarah mendera

Ada dalam pedihku untuk menghiburku

Menggenggam tanganku saat aku takut

Memberi kekuatan saat aku sendiri tak yakin akan kekuatanku

Apa adanya kamu

-300507-

Read More...

cEriTa tEntaNg aKu

Aku bertanya pada awan kemana cintaku pergi,

Ia hanya mengirimkan airmatanya untukku

Membasahi tubuhku...tapi tidak menyejukkan jiwaku

Aku bertanya pada angin dimanakah cintaku berada,

Ia hanya meniupku kuat-kuat

Menghempaskanku dalam jurang tak bertepi

Aku bertanya pada pohon maukah dia membawaku menggapai cintaku,

Tapi pohon hanya menggugurkan daunnya

Hingga aku terkubur di dalamnya

Aku serupa udara

Dibutuhkan namun tak terlihat

Aku ada..selalu ada

Sampai waktu menelanku ke dalam samudera tak bertepi

...Mencintainya

Entah sampai kapan

Waktu kulewati dalam sepi

Dan aku masih disini

Rapuh sekaligus kuat

Hadir dalam ketiadaan

Nyata dalam ilusi

Lalu kutemukan dia

Cinta serupa embun yang menyejukkan raga

Menghangatkan jiwa walau tak ada bara

Dia matahari firdausku yang menentang cakrawala pagi

Bintang malam hariku yang hadir dalam kelamnya hari

Kurasakan getarannya dalam hati

Dalam senyum termanis saat dia menatapku

Di setiap detik saat ku bersamanya

..Aku jatuh cinta lagi...dan lagi

-230507-

Read More...

aLL tHe waY i FeeL

You may not have heard me says that I love you so much

But the way I look into your eyes

The way I smile when you grab my hands

The way that my heart beat in when you kiss me

The way I caress of you

The way I’m crying beside you when sadness gains on you

All the way when I’m thinking how to make you more and more happier

Or the way I feel when you make me like the most happiness girl in this world

All speaks of what best describe

The love that I feel

You are my felicity, my dear

Always

***

All the way I feel – kantor 150507

Read More...

RiNdu daLam kErinDuan


Waktuku membeku

Saat lirih kau ucapkan kata sayang padaku

Seperti untaian kata dalam slow motion

Jantungku berdegup lebih kencang

Ketika lembut kau cium bibir ini

Dingin dan manis

Bahkan saat kau berlalu masih kurasakan hadirmu

Mata ini terpejam tapi hatiku terus mencari bayangmu

Berkelana melewati ruang mencari cintamu

Hari-hariku..bulan-bulanku..penuh dengan dirimu

Mungkinkah tahun-tahunku akan penuh dirimu juga?

Aku mau kau ada

Di setiap detikku..setiap menitku..di hela nafasku

Aku mau kau hadir

Dalam tangisku..dalam sukaku..dalam deritaku

Aku mau kamu di hidupku

Utuh penuh

****

Gatsu - 150507

Read More...

SssTt...GosSip

Gubrakkk!!Anya mengaduh sambil mengumpat. “Aduuuhhh…Kok bisa ada tembok sih disini?” Sambil terus merintih Anya menuruni tangga rumah.

“Ckckck...kamu tuh aneh deh. Jelas-jelas tembok rumah ini udah ada disini dari sebelum kamu lahir. Bisa-bisanya kamu nanya kok ada tembok.” Selvi kakak Anya terheran-heran ngeliat kelakuan adik satu-satunya itu. Anya cuma nyengir sambil ngelus-ngelus jidatnya yang benjol.

“Kok cuma nyengir doang. Biasanya uda ngebales kata-kata aku.” Selvi lebih heran lagi ngeliat Anya cuma senyam senyum ga jelas.

“Ih Kakak mau tau aja deh. Yang pasti sih Anya lagi seneng.”

“Nabrak tembok seneng?” Selvi menjejeri langkah adiknya menuju ruang makan.

“Ya bukanlah Kak. Aku kemaren itu main ke rumah Aga. Hehehe..” Anya tersipu-sipu sendiri.

Selvi mengangkat sebelah alisnya, “Oya?kamu main sendiri ke rumah Aga?”

“Enggak. Ceritanya aku ketemu sama Aga di Gramedia terus dia kan pernah janji minjemin skripsinya jadi aku main deh.” Selvi cuma ber-ooo panjang sambil duduk di meja makan dan mulai memakan nasi gorengnya.

“Ngomongin apa sih pagi-pagi?” Bunda berjalan keluar dari dapur membawa 2 gelas susu.

“Itu tuh si Anya Bun. Abis main ke rumah gebetannya si Aga.” Dengan cueknya Selvi menjawab sambil terus menyuap nasi goreng ke dalam mulutnya.

“Hehehe..iya Bun kemarin aku ke rumah Aga. Minjem skripsinya dia. Buat referensi aja. Tapi tau ga sih Kak?”

“Apaan?”

“Bapaknya si Aga itu tuh gualaaaakkkkk banget. Dateng-dateng aku langsung ditanyain macem-macem. Serem juga siy tapi ga apa-apa lah kan aku jadi tau rumah Aga. Hehehe..”

Anya terus melakukan kegiatan nyengir-ga-jelas yang bikin Selvi sakit kepala. Soalnya si Anya jadi nabrak-nabrak gitu. Tadi tembok, abis makan dia berdiri buat naruh piring ke dapur dan dia nabrak meja.

“Nya..kamu tuh boleh aja fall in love, tapi emang kamu mau berangkat ke kampus pake begituan?” tanya Selvi ketawa ngakak sambil nunjuk kaki Anya. Sebelah kanan pake sepatu dan sebelah kiri pake sendal jepit.

Anya cuma nyengir malu sambil ganti si-sendal-jepit-sialan sama sepatu. Selvi mengantar Anya sampai kampus yang memang sejalan sama arah kantornya.

“Tengkyu sista.” Seru Anya seraya keluar dari pintu mobil.

“Sama-sama sissy. See you nanti malam ya. Kamu harus cerita ke aku tentang Aga.”

“Okay. Daaahhh.”

****

Anya – Kampus

“Hei.. ceria sekali kau. Lupa ya hari ini ada bimbingan tugas akhir. Program kau kan udah 5 kali direvisi dan belum selesai-selesai juga.” Butet menepuk bahu Anya pelan. Hasilnya...

“Hiyaaaa...Butet kau kurang ajar kali pukul-pukul aku. Emang mamak kau ga ngajarin kamu nyapa orang yang sopan apa?”

Butet alias Budi Tedjoro Hadi Subroto bengong.

“Ih Anya tadi kan gue nepuknya pelan-pelan. Lagian kok lo ngomongnya jadi kayak orang batak sih. Emang lo orang batak yah?”

Anya cuma mesem-mesem. Butet tambah bengong. Ni anak kelakuan aneh banget sedetik marah-marah, detik berikutnya uda senyam senyum.

“Nya are you okay? Haloooo...earth to Anya..earth to Anya..” Butet melambaikan tangannya di depan muka Anya.

“Hah?! Eh Butet. Kenapa Tet?” Jawaban Anya bikin Butet makin makin terbengong-bengong.

“Lo kenapa sih Nya?”

“Hehehehe...gue main ke rumah Aga kemarin.”

“Hah????!!

“Lo ngomong hah-nya jangan sampai nyemprot-nyemprotin tahu dong. Jorok ih.” Anya marah-marah. Butet spontan nutup mulutnya. Lupa dia kalau lagi makan tahu isi.

“Aga yang jadi pemimpin redaksi Swara itu Nya?”

Anya cuma ngangguk-ngangguk kayak dakochan.

“Terus..??” selidik Butet.

“Ga terus terus. Yang pasti sih gue seneng banget cumaaaa..bapaknya itu tet galak banget. Aku ditanyain macem-macem. Eh lo tau ga gara-gara seneng banget gue sampai salah pake sepatu. Yang kanan sih bener sepatu cuma yang kiri sendal jepit.”

Butet ketawa-ketawa. Dan hari itu beredarlah gosip tentang Anya-Aga.

****

Beberapa hari kemudian – Kampus

“Pagi Anya!” sapa Aga sambil senyum-senyum.

“Pagi.” Sahut Anya sedikit bingung. Bukannya kenapa-kenapa tapi dari dia masuk ke halaman kampus ini udah ada 10 orang yang ngucapin selamat pagi plus senyum-senyum ga jelas.

“Aneh.” Gumam Anya pelan.

“Aneh kenapa?” Tanya Aga sedikit mengangkat wajahnya dari diktat yang dia pegang.

“Ga kenapa-kenapa.”

“Oia Nya emang gosip tentang kamu itu bener ya?”

“Gosip apaan Ga?” Dag dig dug dhuer rasanya hati Anya. Jangan-jangan Aga tau kalau Anya suka sama dia.

Aga beneran mengangkat kepalanya dari diktat. Matanya bersinar iseng.

“Yah gitu deh.”

“Agaaaaa...cerita yang bener dong...Apaan sih apaan sih apaan sih?kasih tau dong kasih tau dong kasih tau dong.” Dika nutup kupingnya. Yaiyalah si Anya kalau udah jerit-jerit gitu siapa yang tahan dengerinnya coba.

“Gosip kalau..kalau..”

“Kalau apaan? Cerita tuh yang jelas. Kalau apa? Kalau gue cantik?” semprot Anya. Aga buru-buru menutupi mukanya pake diktat takut kalau ada ornamen-ornamen yang ikut lompat dari mulut Anya. Hihihi..

“Kalau kamu lagi suka sama cowok yang hobi pake baju kembang-kembang terus kamu juga sempet main ke rumah cowok kembang-kembang itu yang ternyata punya bapak galak tapi cute dan punya ibu bawel yang cemburu sama kamu gara-gara bapaknya cowok itu jatuh cinta pada pandangan pertama sama kamu tambahan lagi bapaknya itu jatuh cinta sama kamu gara-gara kamu punya kumis kaya pak raden terus kamu yang grogi akhirnya pulang pake sendal di kaki kanan dan sepatu di kaki kiri terus dikejar-kejar anjing galak terus kamu terpaksa harus ngelempar tuh anjing pake sendal jepit kamu sampai si anjing pingsan terus kamu dimarahin sama pemiliknya yang nuntut ganti rugi sampai akhirnya kamu dibawa ke kantor polisi.” Aga ngos-ngosan abis ngomong tanpa titik koma. Diam...Hening...Anya melongo..Aga terbengong...lalu

“BUTET SIALAAAAANNNNNNNNN!!!!”

Ternyata sodara-sodara si Butet turut serta menyebar luaskan cerita hepi Anya yang lagi berbunga-bunga.

Cerita dari Butet ke Sophi. “Si Anya tuh lagi kesengsem sama orang. Kemarin dia main ke rumah cowok itu. Tapi bapaknya tuh cowok yang punya kumis lebat galak banget. Tau ga sih si Anya sampe salah pake sepatu. Yang kanan sih bener sepatu tapi yang kiri sendal jepit. Hahahaha.” Si Sophi ikutan ketawa ngakak.

Cerita dari Sophi ke ganknya. “Kata si Butet, Anya lagi suka sama cowok tapi cowoknya suka pake baju kembang-kembang gitu. Terus bapaknya si cowok itu suka sama kumis lebat pak raden-nya Anya. Hihihihi. Ternyata diem-diem Anya punya kumis bo.” Tertawa tertiwilah mereka.

Cerita dari gank-nya Sophi ke gank anak basket. “Eh di kampus rame loh gosip si Anya. Katanya Anya suka sama cowok yang hobi pake baju kembang-kembang. Terus si Anya waktu main ke rumah cowok itu mesti berhadapan sama ibu cowok itu yang bawel ditambah lagi ternyata bapaknya si cowok suka sama kumis lebat ala pak raden-nya Anya. Ibu si cowok cemburu. Anya diusir keluar sampai Anya grogi dan pake sendal di kaki kiri sama sepatu di kaki kanan. Whahahaha...Kok si Anya jadi aneh ya.” Ngakaklah mereka.

Cerita itu muter-muter sampe akhirnya sampe ke telinga Anya dalam versi yang diceritain Aga. Hahahaha..gosip ternyata never ends yah.

****

Gatsu – 140507

Read More...

mY giRL in MemOriaM

Obe menghela nafas seraya meraih tangan Aya. Ia menggenggam tangan Aya yang dingin dan kaku meski denyut kehidupan masih terasa.

“Aya..buka mata kamu.” Bisik Obe pelan. Tidak ada reaksi. Obe kembali menghela nafas lalu memejamkan matanya. Berusaha menghindari pedih yang menyeruak dari kedua matanya.

“Obe..Obe..” sebuah suara mengejutkan Obe. Ternyata Tante Firna, Bundanya Aya.

“Eh Tante, kapan dateng Tante?”

“Baru aja kok. Kamu ketiduran ya? Biar Tante aja yang jaga Be. Gantian ya.”

Obe melirik jam tangannya. Jam 7.30 pagi. Obe memang memilih menjaga Aya di malam hari supaya paginya bisa pergi ke kantor.

“Ya udah tante. Aku pulang dulu ya, Aku harus sampai kantor jam 9. Nanti sore aku dateng lagi.”

Tante Firna tersenyum lalu berkata,”Kamu harus banyak istirahat juga Be. Jangan sampai sakit ya.Banyak makan, kamu jadi kurus begini.” Obe hanya tersenyum mendengar kata-kata Tante Firna.

“Iya tante. Nanti aku makan banyak di rumah. Aku pulang dulu ya.” Obe mengecup pipi perempuan tua yang sudah dianggap sebagai ibu sendiri itu dengan lembut, lalu ia beranjak pulang.


Rumah Obe- Jam 8.35

Obe menatap langit-langit kamarnya. Badannya letih tapi hatinya lebih letih lagi. Masih teringat senyum dan perkataan Aya waktu terakhir kali mereka bertemu, 2 jam sebelum Aya koma.

----------------------------

“Kamu tenang aja Be.” Kata Aya saat itu. “Aku kan udah pernah di operasi jantung sebelumnya, jadi tenang aja.”

“Kok kamu bisa segitu santainya sih Ya? Emang ga takut yah?” Tanya Obe penasaran melihat wajah tenang tunangannya itu.

“Em..takut sih Be. Tapi yang namanya kematian itu kan ga bisa kita prediksi. Jadi kalau itu emang udah waktuku buat pergi..ya aku uda siap kok.”

Sebuah pertanda. Sebuah kalimat pertanda. Setengah jam di ruang operasi, tekanan darah Aya naik turun berulang kali. Saat tekanan darahnya stabil, Ia sudah tertidur dalam koma.

----------------------------

Handphone Obe berbunyi tiba-tiba. Ringtone power ranger yang norak terdengar. Mendengar ringtone itu, ingatan Obe kembali melayang ke Aya.

----------------------------

Waktu itu adalah pertemuan pertama mereka. Sahabat Obe dari sma, Rei adalah teman Aya sekaligus pacar sahabat Aya, Rina. Kebetulan Obe ga ada acara waktu Rei dan Rina mengajak Obe nonton. Obe inget banget film itu. Sweet November, film drama romantis yang bikin hati ikut nangis.

Di tengah-tengah film tiba-tiba handphone Obe bunyi. Ringtone ala power rangers yang norak terdengar keras diantara dialog-dialog. Serentak banyak kepala menoleh heran ke arah Obe –jaman gini masih ada yang pake ringtone anak-anak ginian yah.

Obe sendiri dengan cueknya cuma ngomong, “Ups..gue lupa silent. Hehehe.”

Rina manyun sambil ngelempar popcorn, “Elo tuh udah kuliah juga ringtone masih kaya anak kecil gitu.” Rei juga ikut misuh-misuh, “Tau. Malu-maluin aja lo.” Tapi herannya Aya cuma ketawa trus bilang, “Emang kenapa sih?kan lucu. Ringtonenya beda ama yang lain.”

Obe terpana. Diantara sekian ribu, ups berlebihan ya. Diantara sekian orang yang bilang ringtonenya norak baru satu mahluk yang bilang lucu.

----------------------------

Obe geleng-geleng kepala sambil tersenyum. Dilihatnya caller id, Rei.

“Yep”

“Oi Be. Lo kerja ga?Uda jam 10 nih.”

“Hah? Jam 10? Ya uda deh gue ga kerja. Lagi males.”

“Yeiy elo. Kenapa sih lo?ketiduran?” Rei terheran-heran. Ga biasanya Obe males buat kerja. Sebagai manajer pemasaran termuda, Obe memang sangat sibuk.

“Hemmm..”

“Ya udah. Sore gue ke rumah lo ya.”

“Heeh. Dateng aja.”

Obe menutup pembicaraan. Ingatannya kembali melayang. Ke Aya. Ke gadisnya yang sekarang tergolek di rumah sakit.

----------------------------

Sore hari, rumah Aya –2 tahun lalu

Sejak kejadian di bioskop, Aya dan Obe semakin dekat. Sampai di satu titik Obe merasa kalau ia merasa sayang sama Aya. Obe mau ngelindungin Aya yang punya fisik lemah karena penyakit jantung bawaan. Sore itu seperti biasanya Obe udah duduk manis di kursi taman ditemani sepoci teh dan sepiring kue bolu yang masih mengepul hangat.

“Be..Obe..heyy..kenapa sih bengong gitu?” Aya mengagetkan Obe yang lagi bengong ngeliatin bolu yang masih hangat itu.

“Hehehe..engga. Cuma liat bolu aja.”

“Liat bolu?emangnya itu bolu kenapa?”

“Cuma mikir aja. Yang bikin kue ini pasti bikin pake hati yang senang.”

“Kenapa kamu bisa mikir gitu?” Aya mengerutkan kening. Heran banget nih orang, pikirnya.”

“Iya soalnya teksturnya lembut. Pasti adonannya pas deh.”

Aya tertawa. “Ya iyalah lembut. Itu kan bolu.” Obe ikutan nyengir. Dilihatnya muka Aya yang berseri karena tawanya.

“Muka kamu kenapa sih Ya? Ko merah gitu dahi kamu?” Obe bingung ngeliat dahi Aya yang merah.

“Oh..itu..” Aya menundukkan kepalanya.

“Itu kenapa?”

“Hehe..tadi kan pulang sekolah mampir dulu ke alfamart depan komplek trus aku kesandung keset merah itu lohhh..”

“Terus?” Obe penasaran sambil menyeruput tehnya.

“Ya...terus aku jatoh. Diketawain lagi.” Aya nyengir tanpa merasa bersalah. Obe ketawa ngakak sampai keselek teh yang lagi diseruputnya.

“Aya..aya..kamu tuh...”Obe geleng-geleng kepala sambil ngacak-ngacak rambut Aya.

“Ceroboh banget sih jadi orang.”

Aya cuma senyum sambil ngangkat bahu seolah ga peduli.

“Tapi itu yang bikin aku sayang kamu.” Aya menoleh dengan cepat. Dilihatnya Obe yang dengan tenang meneguk tetes teh terakhirnya.

“Kamu ngomong apa Be?” Obe memandang Aya. Lalu jarinya menggenggam kedua tangan Aya.

“Aku sayang kamu Ya. Jujur aku sayang kamu dari pertama kali kamu bilang ringtone aku yang norak itu lucu.” Aya tersenyum. Hatinya berdebar kencang.

“Jadi..?” Obe memiringkan kepala, menunggu jawaban.

Aya hanya tersenyum lalu mengecup pelan pipi Obe. “Aku sayang kamu dari pertama kali aku ngeliat kamu.”

----------------------------

Dalam kamarnya yang sepi, Obe tersenyum. Seakan-akan kenangan itu hidup kembali dari masa lalu. Dirabanya pipi yang dulu pernah dikecup Aya. Setetes air mata mengalir. Apakah Aya akan kembali bisa mengecup pipinya lagi. Air mata Obe terus mengalir. Seakan-akan kepenatan selama sebulan terakhir sejak Aya divonis koma mendesak keluar.

“Be kalau nanti aku pergi kamu jangan sedih ya.”

“Emangnya kamu mau kemana Ya?Tanggal pernikahan kita kan 4 bulan lagi. Kamu mau kemana lagi?”

Aya tersenyum.

Go go power ranger!!Obe terlompat dari tempat tidur. Ternyata dia ketiduran setelah membiarkan airmatanya mengalir. Caller id : tante firna.

“Halo.” Obe mengucek-ucek matanya.

“...” hanya terdengar isak tangis. Perasaan Obe langsung berantakan. Jantung berdebar, keringat dingin mengalir.

“Tante..?ada apa tante?” Obe mencoba tenang walau hatinya semakin ga tenang.

“Aya kritis Be.” Suara tante Firna tersendat kemudian pecah tangisnya.

Obe langsung berdiri dan berlari ke luar kamarnya. “Aku langsung kesana. Tante tenang dulu ya.” Terdengar deru motor masuk ke halaman rumah Obe. Rei.

“Rei!!”

“Kenapa sih lo Be?ko lari-lari?” Rei terheran-heran. Sahabatnya ini emang lagi aneh. Tadi bolos kuliah sekarang lari-lari di rumah. Jangan-jangan...

“Aya kritis Rei. Anterin gue sekarang ke rumah sakit.” Sahut Obe sambil menyambar helm yang diberikan Rei. Rei hanya mengangguk.

Setibanya di rumah sakit, Obe langsung berlari menuju kamar Aya. Tidak menghiraukan pandangan mencela orang-orang karena dia berlari-lari di lorong. Kamar itu kosong. Obe semakin panik.

“Suster.” Obe menyambar lengan seorang suster yang lewat. “Pasien di ruang ini kemana?”

“Mbak Aya dipindahkan ke ICU mas.” Sahutnya ramah.

“Terima Kasih.”

Obe kembali berlari. Kenangan tentang Aya semakin menyambar-nyambar ingatannya. Seperti slide show sebuah film tua.

----------------------------

Suatu sore di sebuah taman tua

“Be kamu tau, aku kan punya penyakit jantung.” Obe menggenggam tangan Aya. Ia tau di dada Aya goresan bekas pisau operasi.

“Iya aku tau.” Obe menoleh. Gadisnya. Aya. Orang yang paling dia sayang di dunia.

“Bisa aja aku pergi mendadak.” Obe mengeraskan genggamannya.

“Ngomong apaan kamu. Kamu ga bakalan pernah pergi mendadak.”

----------------------------

Obe meringis sambil berlari. Siapa sangka ucapan yang selintas-selintas itu menjadi kenyataan. Dilihatnya Tante Firna.

“Tante...” Tante Firna menoleh. Airmata membasahi wajahnya.

“Obe...” dan Tante Firna menangis di bahu Obe.

Di kejauhan Rei menelpon Rina, memberi kabar terakhir tentang keadaan sahabatnya.

Obe mondar-mandir di depan ICU. Sudah satu jam dan pintu masih tertutup. Tante Firna sudah ditenangkan oleh Rina dan sekarang sedang di kantin rumah sakit untuk membeli makan malam. Ingatannya kembali melambung.

----------------------------

Malam hari di atap rumah Obe – 6 bulan lalu

“Waaaa...bintangnya banyak banget.”

“Bagus kan sayang? Kalau lagi cerah begini emang enak duduk disini.” Obe merengkuh lembut pundak Aya. Aya menyenderkan kepalanya di bahu Obe. Terasa oleh Aya debaran jantung Obe yang berirama.

“Kamu tau Be, Ini kaya di film walk to remember deh.” Aya tersenyum.

“Aku sayang kamu Aya.”

“Aku juga”

“Aku mau kamu ada di setiap waktuku. Ada di setiap sudut kehidupanku.” Obe menatap mata Aya.

“Kamu mau menikah denganku?” Obe mengeluarkan cincin emas putih yang indah. Pinggirannya berhias bintang-bintang kecil. Mata Aya berkilau karena airmata haru.

Obe mencium Aya dengan lembut.

----------------------------

Seorang dokter yang mendekat memutuskan lamunan Obe.

“Anda kerabat Mbak Aya?” tanya Dokter itu.

“Saya tunangannya Dok. Gimana keadaannya Dok?”

“Silakan ikut ke ruangan saya.” Obe mengikuti langkah dokter itu dengan pelan. Antara ingin dan enggan. Ingin karena penasaran sama diagnosa dokter. Enggan karena takut akan hasil akhir yang menyedihkan.

“Silakan duduk mas..”

“Obe. Nama saya Obe.” Dokter itu mengangguk.

“Kemungkinannya...” Dokter itu terdiam. Obe paham itu.

“Kemungkinan terburuk dokter?”

“Yah...mungkin tinggal beberapa jam lagi. Sekarang nyawanya tergantung dengan mesin sepenuhnya.”

Kata-kata dokter selanjutnya tidak terdengar lagi. Yang ada di pikirannya hanya dia akan kehilangan Aya. Gadisnya. Mimpinya tadi sore teringat lagi. “Be kalau nanti aku pergi kamu jangan sedih ya.” Seakan kata-kata Aya menggema kuat dan terpatri di benaknya.

----------------------------

“Be, jantungku rasanya sakit deh.”

Obe memandang gadisnya. Wajah Aya terlihat pucat.

“Kenapa?kumat lagi?”

Aya tersenyum. “Katanya aku sakit parah...karena aku terlalu sayang kamu Be.”

Obe merengut.”Itu ga lucu Aya. Kamu tau gimana perasaan aku setiap kamu ngeluh kalau jantung kamu sakit? Itu seperti menusuk jantung aku sendiri.”

“Maaf sayang. Aku ga bermaksud kaya gitu. Mungkin aku kecapean kali ya nyiapin pernikahan kita.”

“Kalau gitu kamu harus banyak-banyak istirahat ya.” Obe membelai wajah Aya lembut.

Aya hanya mengangguk. Tak disangka keesokan harinya Aya ditemukan pingsan. Menurut dokter karena adanya thrombus – penggumpalan darah di jantung jadi Aya harus di operasi. 2 hari kemudian di meja operasi, Aya tak sadarkan diri. Koma.

----------------------------

Obe menggenggam handphonenya dengan frustasi. Tante Firna yang membawakannya sandwich terkejut melihat keadaan Obe.

“Be..kamu ga apa-apa?” Obe mendongak. Tante Firna paham arti tatapan matanya tanpa harus bertanya. Paham begitu melihat sorot mata Obe yang penuh luka.

“Dokter yang ngomong?” Obe hanya mengangguk menanggapi pertanyaan tante Firna.

“Aku udah minta ijin buat ada di samping Aya. Dokter bilang boleh. Aku mau, kita semua ada disana waktu dia pergi.” Tante Firna mengangguk. Airmatanya kembali jatuh. Obe memeluk tubuh tua itu. Bagaimanapun Tante Firna adalah Ibu dari Aya. Dia pasti lebih merasakan kehilangan daripada diriku, pikir Obe. Apalagi tante Firna sudah ditinggal oleh Om Andro,ayah Aya yang meninggal karena kecelakaan 7 tahun lalu. Hartanya hanyalah Aya.

Kamar itu sepi. Tidak ada suara. Yang terdengar hanyalah dengung-dengung mesin yang menempel di badan Aya. Obe menggenggam tangan Aya. Merasakan dingin. Merasakan kematian yang tinggal sejengkal lagi. Berharap keajaiban bahwa Aya akan membuka matanya.

Tiba-tiba dirasakannya tangan Aya bergerak dalam genggamannya.

“Aya” bisiknya pelan. Mata Aya terbuka. Tante Firna, Rei dan Rina menghambur mendekat. Aya tersenyum.

“I love u Be. Forever.” Lalu senyumnya jatuh ke arah Tante Firna, Rei dan Rina. “Aku sayang kalian semua. Bimbing aku Be.” Obe membimbing Aya mengucap 2 kalimat syahadat. Aya menggumam mengulangi ucapan itu. Lalu dia pergi. Selamanya.

Seorang suster memberikan Obe secarik kertas. Menurut suster itu, Aya pernah menitipkan surat itu saat akan masuk ke ruang operasi.

“Suster aku titip surat ini buat orang yang paling aku sayang setelah Bunda aku. Namanya Obe. Tapi kasihnya nanti aja kalau ada apa-apa sama aku ya Sus.”

Dan sekarang Obe menerima surat itu.

Dear Obe sayang,

Kalau kamu terima surat ini berarti aku udah pergi.

Maaf kalau aku pergi mendadak. Maaf kalau aku harus pergi duluan.

Banyak kenangan di antara kita yang ga bakalan aku lupain. Kamu adalah hal terbaik yang dikirim Tuhan. I do love u.

Jangan nangis sayang. Aku mau senyum kamu yang nganter aku pergi. Aku mau senyum kamu yang terakhir aku liat.

If i die tonight,i’ll go without regret. If its ur eyes that the last thing i’ve ever see. Then i know beauty heaven holds me.

Love u always.

Aya

----------------------------

Gatsu - 110507

Read More...

SuaTu sOre

Re membuang tatapan matanya ke arah macetnya ibukota pada jam pulang kerja.

Ia menghela nafas. Membuang penat. Mengusir galau. Menekan pedih yang tiba-tiba datang menyapa.

Ingatan Re menyapa pada siang hari tadi. Saat jam makan siang, mereka kembali bertemu.

“Kita sebaiknya putus Re,” ucap Ai pelan.

“Kenapa?” tanya Re mencari sebuah kejujuran di mata Ai.

“Karena kita memang tak bisa bersama. Kamu tahu pasti kenapa kita tak bisa bersama.”

Re menelan gundah. Mereka memang tak bisa bersama. Ia tahu itu. Mereka punya dunia masing-masing. Ai mempunyai dunianya sendiri.

Re kembali menghela nafas. Berat.

Dilihatnya sepasang muda mudi yang duduk di halte menunggu bus. Debu dan panas seolah tak mampu mengahalau cinta mereka. Mungkin mereka telah menunggu kedatangan bus tujuan mereka selama bermenit-menit. Mungkin mereka lelah setelah bekerja seharian. Tapi lihat. Cara gadis itu bergantung pada lelakinya, cara gadis itu memandang lelakinya. Mereka punya cinta dan cinta mereka diakui.

Tak ada seorang pun yang mengakui cintaku dan Ai, pikir Re getir.

Jalinan ingatan memang gemar menyiksa, rintih Re pelan. Ia terus teringat dan terus mengingat kejadian siang tadi.

“Biarkan perasaan ini mengkristal Re.”

“Tapi detak jantung ini terus berdegup Ai.”

“Kau harus belajar melupakanku Re. Lupakan aku.”

Lalu Ai pergi. Kembali ke jalan kecilnya yang sempat terlupakan. Kembali pada ikatan cincin di jari manisnya. Dan Re menangis dalam hati. Di tengah-tengah kemacetan yang meraja.

****

Seandainya dapat kuberkata

Seandainya saja kita bertemu 3 tahun 2 bulan dan 20 hari lebih awal

Mungkin cincin di jari manismu

Adalah cincin yang mengikat aku dan kamu

Tapi kita hanyalah manusia yang terikat pada takdir

Dan hidup kita adalah sebuah panggung kehidupan

Bahkan lebih kejam

Darah adalah darah

Dan airmata adalah airmata

****

Gatsu – 150507

Read More...

Blogger Templates by Blog Forum