Bagaimana Caranya

bilang "i Love you"
bila perasaan ini lebih untukmu?

Read More...

Curhit yang Sekedar Curhit

Type your summary here
Hari ini, hari ke 13 kita puasa. Ada bukber keluarga besar di rumahku. Sebenernya buat milih tempat buka puasa hari ini tuh agak-agak susah. Kenapa? karena hari ini ada 5 undangan bukber. bukan sok terkenal atau gimana, tapi semua kok rasanya penting ya. Kalian pernah ngalamin kejadian dimana ada banyak pilihan di depan muka dan semuanya kelihatan bagus?

Then...itu yang terjadi sama aku hari ini. Pertama undangan bukber komunitas penulis kemudian.com di sency, kedua undangan bukber temen-temen SMP di ditu gintung, ketiga undangan bukber temen-temen kuliah, keempat undangan bukber temen-temen kampus (secara gede-gedean), kelima bukber bareng keluarga besar tercinta.

Akhirnya setelah milih-milih dengan seksama, keluarga teteup nomer 1. Yah secara kita juga jarang-jarang kumpul walaupun rumah deketan...
yasuw...karena ini onlen via kabel telpun dan bokap uda kasih ultimatum, so...aku mesti udahan ngenet-nya...huks..

Read More...

Morning Light

Hadirmu seperti berkas cahaya mentari pertama yang menghias cakrawala. Perlahan namun pasti. Menghangatkan jiwa meski tak ada bara api. Menyeruak di antara kabut dan berpendar riang bersama tarian peri embun pagi.

Wajahmu bersemayam dalam benakku. Senyummu terpatri dalam ingatan. Mengubah hari kelabu menjadi biru. Menjadi merah. Menjadi hijau. Kaulah pelangiku. Hadir setelah rintik hujan terakhir pergi.

Setiap malam tak pernah ku sabar menunggu bintang pulang. Hanya untuk melihat cahayamu lagi. Bahkan setiap detik terasa menyiksa dengan rindu. Rindu melihat bayang dan senyummu. Rindu teramat sangat pada bayang dan senyummu.

Morning Light,

Bila perjalananku akan menepi di satu titik, bolehkah itu dalam pelukmu? Bolehkah itu dalam dekapmu? Bukan cuma untuk hari ini. Tapi untuk selamanya. Sepanjang doa dan nafas kita.


***
010708

Read More...

Untukmu yang Keseribu Kalinya

Seribu layang layang
Seutas tali harapan
Manapaki jembatan langit

Seribu bilah cinta
Dalam anyaman bambu rindu
Bergelora hasrat mencinta

Tidakkah kau mendengar?
Angin membawa rintih cintaku
Untukmu yang keseribu kalinya


***
060508

Read More...

Mengingat Angin

Mengingatmu angin, seperti mengulum permen coklat yang lengket. Manisnya tak pernah hilang meski tahun-tahun lenyap ditelan waktu.

Kalau mata ini terpejam, teringat saat kita berlomba menuju pucuk pohon Bakau. Lalu berayun-ayun menantang langit dalam ayunan ban bekas. Seakan-akan baru kemarin terjadi saat pohon bakau adalah rumah kita dengan daunnya sebagai atap dan langit sebagai saksi. Bila malam kita menerangi rumah kita dengan kerlip bintang-bintang. Mencoba membaca rasi bintang pari di tengah langit kelam dan debur ombak.

Bila siang menyapa, kita adalah Peter Pan tanpa serbuk peri. Dunia kita adalah Neverland tepi pantai berpasir putih. Tempat kita berburu bajak laut adalah muara sungai dimana anak-anak kepiting tunggang langgang menuju hidup di laut lepas. Lalu kita berenang-renang dengan sukacita mengiringi kepergian anak-anak kepiting.



Bila terik menyengat, kita menjadi putri-putri tidur yang terlelap dalam hutan. Beralaskan daun-daun kering, lalu terbangun tiba-tiba dengan kelinci di sisi. Tak lupa menatap matari yang diam-diam menyelinap pergi.

Angin, ingatkah Kau saat Kita berpiknik di atas atap rumah? Memetik buah-buah jambu merah ranum yang menggiurkan lalu dihukum memperbaiki genting yang pecah. Tepat saat hujan lebat melanda. Memakai jas hujan, kita saling menyalahkan sebab musabab genting pecah. Namun kita tetap menikmati hari dengan tawa.

Di lain hari, Kita adalah para petualang yang mencari emas permata. Gua-gua kita jelajahi, sungai-sungai kita arungi. Malah air terjun tempat Jaka Tarub mengambil selendang pelangi milik Bidadari kita temukan. Lalu berkelanalah kita memasuki dunia bawah tanah tempat Gorgoyle-gorgoyle bersarang. Stalaktit dan Stalagmit memancarkan cahaya magis. Menyedot segala kekuatan kita. Nun jauh di gua yang di dalamnya mengalir sungai yang diberi nama Grand Canyon oleh penduduk setempat.

Bila bosan menyapa, kita menjadi Robinson Crusoe yang terdampar di pulau terpencil. Berlari-lari di tengah pematang sawah sambil sesekali memetik pisang di pinggirnya. Lalu Kita mencoba membidik burung-burung dengan ketapel buatan tangan. Tak lupa Kita berloncatan di antara sekam seolah kita para pemain sirkus yang sedang berakrobat. Gatal-gatal tak berkesudahan malamnya menyiksa Kita. Itu pun tak mampu kurangi bisik cekikik malam hari.

Ah Angin, tahun-tahun berlalu begitu cepatnya. Mungkin saat ini Kau sedang menyusui putri kecilmu seraya menceritakan dua anak nakal yang berkeliaran sepanjang hari di pinggir sungai mencari teripang ditemani seekor kera, seekor kucing dan seekor kelinci.

Mungkin juga Kau sedang bercerita tentang senja yang mengendap-endap hadir saat kita menatap Batu Layar di tengah laut. Atau tentang terumbu karang berwarna kemerahan yang sangat indah saat kita berdua menyelam. Mungkin juga Kau sedang bercerita betapa nikmatnya menyantap puding rumput laut yang ditemani segelas besar es kopyor.

Dimana pun Kau berada, Aku akan selalu mengingatmu Angin. Seperti buih tak pernah lupa pada ombak.

***
27 April 08
Mengenang masa kecil bersama sepupu tercinta saat 1 bulan berpetualang dan berkeliaran di sepanjang pesisir pangandaran. Tepat saat putih merah berganti putih biru, dan putih biru berubah menjadi putih abu-abu.

Read More...

Mama

Mama
Kaulah keagungan dunia
Perantara Aku dan Sang Pemberi Hidup
Menjadikanku ada

Mama
Siang malam tak henti kau bermunajat
Merestui setiap langkah
Dengan kecupan di dahi

Mama
Kaulah ratu dalam hatiku*
Membuatku bening apa adanya

Mama
Ada dan tiada**
Setiap hela nafasku berisi namamu

Selalu


***
29 April 08
* A Song for Mama, Boyz II Men
** Bunda, Melly Goeslow

Read More...

Bagaimana Rasanya Jatuh Cinta?

Seperti menyelusup dalam selimut di tengah gemeritik hujan es

***
24 April 2008

Read More...

Kepada Hujan

Ingatkah kau saat sajak pertama kali hadir?
Ia menyelusup ke dalam awan pikiran
Lalu menari nari bersama datangnya airmata

Di jeratnya hati dengan buaian kata-kata
Di pikatnya jiwa dalam senandung rima

Namun diri ini enggan berlama-lama dalam kulkas waktu
Jadi kuusaikan saja perjalananku
Sekedar untuk menikmati wajahmu
Sebelum waktu menelanku dalam tua
Di terang mentari yang menerobos gelap awan


***
22 April 08
Untuk 'Hujan' yang menjadikan aku ada.

Read More...

Di Sudut Langit

Di sudut langit pertama, bidadari berhenti menarikan tarian hujan. Sementara di sudut kota, dua anak manusia membakar lilin usia untuk menghangatkan jiwa. Seloyang pagi tersaji di hadapan mereka bersama dengan secangkir cokelat hangat.

Burung-burung bernyanyi riang ucapkan selamat pagi mengiringi rintik hujan yang perlahan reda. Tarian embun mengawang ke angkasa bersama ratusan doa yang tercurah untuk dua anak manusia itu. Menuju langit. Menuju Matari yang kembali bersinar cerah.

Waktu berjalan cepat. Seolah diburu pagi. Sementara angin berhembus bersama nyanyian kasih, bulan keempat yang pucat perlahan muncul di ambang senja. Mengucapkan selamat datang pada usia yang perlahan menua.


***
22 April 08
Untuk Kinu dan Chau yang ulang tahun tgl 22 April...Semoga panjang umur^^

Read More...

Langit Gaduh

Malam ini langit gaduh
Seorang bidadari menangis tanpa henti
Selendang pelangi hilang terbawa angin

Raja langit murka
Dilemparkannya tombak petir
Menghujam bumi
Hanguskan pohon

Bidadari tersedak tangisnya sendiri
Punggawa tunggang langgang membersihkan langit hitam

Sementara yang lain terus menarikan tarian hujan
Terus dan terus

***
26 April 2008

Read More...

Pulang

Mendung menggayut manja
Saat semburat merah terakhir meninggalkan hari
Kulihat sudut sudut kota tuaku
Menua oleh waktu
Lusuh di lahap jaman

Kususuri kenangan
Ketika langit masih muda
Dan kabut menari nari di waktu subuh
Kokok pejantan menyambut hari
Ditingkahi suara tukang sayur di kejauhan

Kini langkahku ditemani langit menua
Hijau berganti abu abu yang muram
Hanya polusi sebagai ganti bintang

Kotaku semakin tua
Tertutup oleh debu keserakahan manusia


-070308-

Read More...

Berlari Aku

Aku berlari meninggalkan derita
Di saat kokok pertama menyambut hari
Tak sempat membawa mimpi
Hanya sehelai asa tersangkut di leher

Aku masih berlari
Kutemui tangis anak anak yang tak sempat menyusu pada ibunya
Di belokan selanjutnya kulihat seorang anak meregang nyawa
Menyerah pada derit usus lapar yang menggerogoti

Aku terus berlari
Seorang gadis meracuni tubuhnya dengan penikmat fana
Lalu di kejauhan seorang bapak memasung jiwa anak istri

Aku berlari
Tak kutemukan bahagia hadir
Hanya sehelai asa tersangkut di leher

-070308-

Read More...

Kemanakah Airmata

Kemanakah airmata mengalir?
Tergesa gesa ia keluar dari muara tangis
Apakah menuju ceruk jiwa yang kosong?
Ataukah sekedar merayakan kebebasan
dibelai sepoi angin?


-010308-


Type rest of the post here

Read More...

Hari Kelabu

Langitku kelabu
Saat penghujung hari tiba
Tempat dimana malaikat malaikat maut melayang
Menebar luka yang perlahan membusuk


Tangisanku serupa airmata kristal
Beku di hati
Penat di jiwa

Langkahku tersendat
Setiap jejaknya berujung sembilu

Kutanya padamu
Kemana lagi harus kucari riang
Sementara hati perlahan menua dan mengering?


-010308-

Read More...

Dinner: Kata

Kupetik serumpun kata
Kuracik dalam sekalimat
Kuperciki sedikit koma
Kuolesi dengan saus titik

Kusajikan dalam nampan kertas
Dihiasi dengan gumpalan tinta
Di setiap huruf i

Untukmu

***
160208

Read More...

Laporan Diri

Duh kangennya berkelana di dunia maya. Setelah berpisah hampir tiga bulan, aku baru sadar kalau dunia ini bener bener 'hadir' dalam hidupku, mengalir dalam darah dan ada diantara otot otot bisepku.


Ada beberapa pertanyaan yang harus aku jawab sehubungan dengan menghilangnya diriku.
Pertama, ya mas kinu aku memang susah buat menulis sesuatu akhir akhir ini. maafkan aku ya^^. Kedua, villam emailku qlar_ayas@yahoo.com dan yah...aku kangen sama cerita cerita fantasi kamu villam. ketiga, sebisa mungkin diriku meluangkan waktu untuk memanjakan diri sendiri ^^

miss u all

Read More...

Blogger Templates by Blog Forum