Showing posts with label live journey. Show all posts
Showing posts with label live journey. Show all posts

Morning Light

Hadirmu seperti berkas cahaya mentari pertama yang menghias cakrawala. Perlahan namun pasti. Menghangatkan jiwa meski tak ada bara api. Menyeruak di antara kabut dan berpendar riang bersama tarian peri embun pagi.

Wajahmu bersemayam dalam benakku. Senyummu terpatri dalam ingatan. Mengubah hari kelabu menjadi biru. Menjadi merah. Menjadi hijau. Kaulah pelangiku. Hadir setelah rintik hujan terakhir pergi.

Setiap malam tak pernah ku sabar menunggu bintang pulang. Hanya untuk melihat cahayamu lagi. Bahkan setiap detik terasa menyiksa dengan rindu. Rindu melihat bayang dan senyummu. Rindu teramat sangat pada bayang dan senyummu.

Morning Light,

Bila perjalananku akan menepi di satu titik, bolehkah itu dalam pelukmu? Bolehkah itu dalam dekapmu? Bukan cuma untuk hari ini. Tapi untuk selamanya. Sepanjang doa dan nafas kita.


***
010708

Read More...

Aku : Dalam RengkuhanNya

Gelap menyeretku masuk jauh di dalamnya
Tenggelam dalam sunyi
Hanyut dalam sepi

Pekat memelukku erat
Enggan membiarkanku pergi
Pun sekedar untuk bernafas

Tolong aku Wahai Sang Pemberi Nafas Kehidupan
Beri aku petunjuk
Meski hanya secercah cahaya

Tak ada kata terucapkan
Tak ada tangan terulur menggapaiku

Hanya damai
Ketika aku melangkah mendekati-Nya
Menuju rahim segala rahim
Dimana cinta bermuara

Direngkuhnya aku
Dalam dekapan abadi-Nya
Dan gelap pun menghilang

***
270907 - Fatmawati

Read More...

Ruang Kosong Itu


Ruang-ruang itu kini kosong
Menyisakan kenangan yang merepih sendiri
Setiap sudutnya memiliki cerita masing-masing
Suka duka
Tawa dan bahagia pernah tertumpah disana

Pernah ada mimpi yang dibangun di dalam ruang itu
Pernah ada secercah asa yang datang menghampiri di sela tangis

Kaki ini berat untuk melangkah
Meninggalkan ruang-ruang itu selamanya
Hati ini berat untuk berpisah
Mencoba lupakan ruang-ruang disana

Namun terukir jelas dalam ingatanku
Sudut yang ramah
Atap yang melindungi dari terpaan hujan
Rumpun yang menyejukkan mata dan hati
Tulang kokoh yang menopang seluruh kehidupan di dalamnya

Tangan ini mengelus pelan pintu kayu itu
Dan berbisik lirih,
“Selamat tinggal rumahku.”

***
200807 – Fatmawati. Mengenang rumahku yang dijual. Huks sedihnya.

Read More...

Kembali Menanti


Kembali menanti
Di sudut kota yang tak pernah sepi
Tergugu menatap waktu yang terus berputar
Sementara kakiku terpagut disini
Menanti yang tak jua datang

Kembali menanti
Sepercik asa yang tak juga datang
Menyisir sepi di antara keramaian

Rembang senja menjulurkan jemarinya yang kemerahan
Pertanda hari akan berakhir
Dan aku masih disini
Menantimu
Mengharapmu datang


***
Fatmawati 100807 – di sudut meja

Read More...

Aku : Pernah

Pernahkah kau berpikir
Apa tugasmu ketika kau menghabiskan hari di dunia ini?
Aku pernah

Pernahkah terlintas di pikiranmu
Bahwa kau merasa sepi di tengah keramaian
Dan merasa ramai di antara sepi?
Aku pernah

Pernahkah kau merasa begitu berat menjalani hidup
Sampai rasanya seperti mati dalam hidup
Dan hidup dalam kematian?
Aku pernah

Pernahkan tersirat dalam sekelumit asamu
Ketika masalah datang
Dan duka melingkupi
Sang Pemilik Semesta hadir dalam benak
Mengetuk hati
Menyejukkan raga walau tak ada air?
Aku pernah


***
150807 – Fatmawati. Masih di pojok meja.

Read More...

Blogger Templates by Blog Forum