Kisah Cinta Jin Ceret


Kisah Cinta Jin Ceret

Suatu hari di negeri dongeng 2001 malam, sesosok jin terdiam mematung di tepi jendela rumahnya yang berbentuk ceret itu. Nama jin itu Jired – Jin Cered.

“ Hhh..” Lagi-lagi Jired menghela nafas panjang. Tiba-tiba…

PLETAKKK

“Adaaaooowww!!!” Jired mengusap-usap kepalanya yang benjol terkena lemparan batu.

“ Hihihi…sakit ya?” Jidang keluar dari rumah dandang-nya.

“ Sakit tau.” Jired masih bersungut-sungut.

Jidang hanya mengangkat bahu sambil tertawa pelan, lalu mendekati jendela tempat Jired melamun.

“ Kamu kenapa sih Red? Dari tadi aku perhatiin kamu ngelamun terus. Mikirin aku ya?” Tanya Jidang centil sambil mengedipkan mata.
* Catatan: Jidang itu asli jin cewek

“ Ih amit-amit deh aku mikirin kamu. Aku lagi bingung nih Dang.”

Jidang yang mau ambil langkah seribu karena sebal di tolak mentah-mentah sama Jired mengurungkan niatnya. Dia penasaran kenapa Jired yang biasanya ketawa mulu sama lompat-lompat hari ini melamun dan jadi pendiam.

“ Kenapa emang?” Tanya Jidang masih dengan nada jutek.

“ Aku bingung kenapa muka kamu kok tetep jelek aja ya?” Sahut Jired masih dengan muka melamun.

DUENNNKKKK

Kaleng coca cola bekas melayang dari tangan Jidang yang langsung pulang sambil marah-marah sendiri. Jired terpekik kaget. Benjolnya tambah parah. Sekarang benjol itu sebesar bakso tennis dan berdenyut-denyut.

Jired menatap secarik kertas di tangannya, lalu kembali melamun sambil sesekali mengusap benjol yang bertambah parah.

Tertulis di kertas itu, semua perasaannya pada seorang jin cantik bernama Ici sesosok Jin penunggu kunci.

Seandainya saja aku bisa
Menatap mata indahmu
Selaksa embun penyejuk di siang hari
Seandainya saja aku dapat
Ingin aku memeluk tubuh rampingmu
Dan menempatkanmu
Dalam wangi surgawi yang menari-nari

Seandainya saja waktu bisa kubekukan
Ingin rasanya aku bersamamu selamanya
Menjaga hati dan cinta ini

Seandainya cinta ini kukirim untukmu
Maukah kau sekedar melirik
Untuk mempertimbangkan hatiku

Karena aku…sayang kamu

Jired kembali menghela nafas. Menghimpun keberanian dan segera melangkah menuju rumah Ici, dewi cintanya. Diterima atau ditolak itu urusan nanti, Jired berkata mantap dalam hati.

Bahkan jin pun bisa jatuh cinta.


***
160807 - Fatmawati

0 komentar:

Blogger Templates by Blog Forum