Bagaimana Rasanya Jatuh Cinta?

Seperti menyelusup dalam selimut di tengah gemeritik hujan es

***
24 April 2008

Read More...

Kepada Hujan

Ingatkah kau saat sajak pertama kali hadir?
Ia menyelusup ke dalam awan pikiran
Lalu menari nari bersama datangnya airmata

Di jeratnya hati dengan buaian kata-kata
Di pikatnya jiwa dalam senandung rima

Namun diri ini enggan berlama-lama dalam kulkas waktu
Jadi kuusaikan saja perjalananku
Sekedar untuk menikmati wajahmu
Sebelum waktu menelanku dalam tua
Di terang mentari yang menerobos gelap awan


***
22 April 08
Untuk 'Hujan' yang menjadikan aku ada.

Read More...

Di Sudut Langit

Di sudut langit pertama, bidadari berhenti menarikan tarian hujan. Sementara di sudut kota, dua anak manusia membakar lilin usia untuk menghangatkan jiwa. Seloyang pagi tersaji di hadapan mereka bersama dengan secangkir cokelat hangat.

Burung-burung bernyanyi riang ucapkan selamat pagi mengiringi rintik hujan yang perlahan reda. Tarian embun mengawang ke angkasa bersama ratusan doa yang tercurah untuk dua anak manusia itu. Menuju langit. Menuju Matari yang kembali bersinar cerah.

Waktu berjalan cepat. Seolah diburu pagi. Sementara angin berhembus bersama nyanyian kasih, bulan keempat yang pucat perlahan muncul di ambang senja. Mengucapkan selamat datang pada usia yang perlahan menua.


***
22 April 08
Untuk Kinu dan Chau yang ulang tahun tgl 22 April...Semoga panjang umur^^

Read More...

Langit Gaduh

Malam ini langit gaduh
Seorang bidadari menangis tanpa henti
Selendang pelangi hilang terbawa angin

Raja langit murka
Dilemparkannya tombak petir
Menghujam bumi
Hanguskan pohon

Bidadari tersedak tangisnya sendiri
Punggawa tunggang langgang membersihkan langit hitam

Sementara yang lain terus menarikan tarian hujan
Terus dan terus

***
26 April 2008

Read More...

Pulang

Mendung menggayut manja
Saat semburat merah terakhir meninggalkan hari
Kulihat sudut sudut kota tuaku
Menua oleh waktu
Lusuh di lahap jaman

Kususuri kenangan
Ketika langit masih muda
Dan kabut menari nari di waktu subuh
Kokok pejantan menyambut hari
Ditingkahi suara tukang sayur di kejauhan

Kini langkahku ditemani langit menua
Hijau berganti abu abu yang muram
Hanya polusi sebagai ganti bintang

Kotaku semakin tua
Tertutup oleh debu keserakahan manusia


-070308-

Read More...

Berlari Aku

Aku berlari meninggalkan derita
Di saat kokok pertama menyambut hari
Tak sempat membawa mimpi
Hanya sehelai asa tersangkut di leher

Aku masih berlari
Kutemui tangis anak anak yang tak sempat menyusu pada ibunya
Di belokan selanjutnya kulihat seorang anak meregang nyawa
Menyerah pada derit usus lapar yang menggerogoti

Aku terus berlari
Seorang gadis meracuni tubuhnya dengan penikmat fana
Lalu di kejauhan seorang bapak memasung jiwa anak istri

Aku berlari
Tak kutemukan bahagia hadir
Hanya sehelai asa tersangkut di leher

-070308-

Read More...

Kemanakah Airmata

Kemanakah airmata mengalir?
Tergesa gesa ia keluar dari muara tangis
Apakah menuju ceruk jiwa yang kosong?
Ataukah sekedar merayakan kebebasan
dibelai sepoi angin?


-010308-


Type rest of the post here

Read More...

Hari Kelabu

Langitku kelabu
Saat penghujung hari tiba
Tempat dimana malaikat malaikat maut melayang
Menebar luka yang perlahan membusuk


Tangisanku serupa airmata kristal
Beku di hati
Penat di jiwa

Langkahku tersendat
Setiap jejaknya berujung sembilu

Kutanya padamu
Kemana lagi harus kucari riang
Sementara hati perlahan menua dan mengering?


-010308-

Read More...

Blogger Templates by Blog Forum