Friday, August 24, 2007
by Littleayas
Dear Abang tercinta,
Pernahkah Abang sadari waktu terus berjalan
Memutari kita seolah kita tak ada disana
Sementara kita terpasung oleh jarak
Merintih sendiri dalam sepi
Sudah menahun kau pergi
Tak adakah sedikit rindumu padaku
Aku luruh
Di setiap derai airmata yang tertumpah karenamu
Beribu kilometer terentang antara kita
Tak adakah keinginanmu kembali padaku
Aku rindu padamu
Pada gelak tawamu
Pada riang candamu
Pada tajam matamu
Pada hangat pelukmu
Seandainya kala itu kau tak melakukan kesalahan
Mungkin kau masih ada di sisi
Seandainya kita dapat kembali ke masa lalu
Tapi…perempuan mana yang sanggup
Bila kekasih hati berpaling
Perempuan mana yang rela bila di nomor duakan
Oleh sang pujaan hati
Dan sabarku mencapai batasnya malam itu
Ketika kau kembali berpaling
Jawab Bang
Perempuan mana yang mau diperlakukan seperti itu
Hati ini sakit
Batin ini menangis
Ketika kau lebih suka ngisap jempol daripada menciumku
Aku merindukan ciumanmu bukan isapan jempolmu,
Neng
***
240807 – Fatmawati. Bayu MyBro…utang gw lunas yaks. Kan udah dibikini puisi ngisep jempol…hehe..^^ Yang lain…maap sampai kalian tertipu..ini gara2 Bayu. *Toyor Bayu rame2..hahahaha..^^ Buat Bang Cibo..makasih ude bantuin aye ngedit nih puisi..
Read More...
Summary only...
Posted in:
cinta deritanya tiada akhir
|
|
|
Thursday, August 23, 2007
by Littleayas
"dibuat di kantor baru selepas jam kerja...waktu panas mulai menggerogoti diri dan sepi meraja..huiks..."
sepi dan sendiri
dengan belenggu hidup
menanti fajar yang tak kunjung tiba
diantara merah firdaus sore
sepi..aku disini
tanpa dirimu menemani
meninggalkan gelisah merajalela
sendiri..aku menghadapi hari
tanpa senyum dan tawamu
tanpa cintamu
dan belenggu hidup..semakin mempererat dekapannya padaku
membuatku sesak
membuatku ingin berontak
namun aku tetap lunglai
...tak berdaya
***
050707- diantara sakit panas yang semakin menggila sampai membuntukan pikiranku..menumpulkan akalku..meredamkan airmata lelahku..
Read More...
Summary only...
Posted in:
lagi sakit juga,
love.ayas.reality.poems
|
|
|

Ruang-ruang itu kini kosong
Menyisakan kenangan yang merepih sendiri
Setiap sudutnya memiliki cerita masing-masing
Suka duka
Tawa dan bahagia pernah tertumpah disana
Pernah ada mimpi yang dibangun di dalam ruang itu
Pernah ada secercah asa yang datang menghampiri di sela tangis
Kaki ini berat untuk melangkah
Meninggalkan ruang-ruang itu selamanya
Hati ini berat untuk berpisah
Mencoba lupakan ruang-ruang disana
Namun terukir jelas dalam ingatanku
Sudut yang ramah
Atap yang melindungi dari terpaan hujan
Rumpun yang menyejukkan mata dan hati
Tulang kokoh yang menopang seluruh kehidupan di dalamnya
Tangan ini mengelus pelan pintu kayu itu
Dan berbisik lirih,
“Selamat tinggal rumahku.”
***
200807 – Fatmawati. Mengenang rumahku yang dijual. Huks sedihnya.
Read More...
Summary only...
Posted in:
ayas.reality.poems,
live journey
|
|
|

Kisah Cinta Jin Ceret
Suatu hari di negeri dongeng 2001 malam, sesosok jin terdiam mematung di tepi jendela rumahnya yang berbentuk ceret itu. Nama jin itu Jired – Jin Cered.
“ Hhh..” Lagi-lagi Jired menghela nafas panjang. Tiba-tiba…
PLETAKKK
“Adaaaooowww!!!” Jired mengusap-usap kepalanya yang benjol terkena lemparan batu.
“ Hihihi…sakit ya?” Jidang keluar dari rumah dandang-nya.
“ Sakit tau.” Jired masih bersungut-sungut.
Jidang hanya mengangkat bahu sambil tertawa pelan, lalu mendekati jendela tempat Jired melamun.
“ Kamu kenapa sih Red? Dari tadi aku perhatiin kamu ngelamun terus. Mikirin aku ya?” Tanya Jidang centil sambil mengedipkan mata.
* Catatan: Jidang itu asli jin cewek
“ Ih amit-amit deh aku mikirin kamu. Aku lagi bingung nih Dang.”
Jidang yang mau ambil langkah seribu karena sebal di tolak mentah-mentah sama Jired mengurungkan niatnya. Dia penasaran kenapa Jired yang biasanya ketawa mulu sama lompat-lompat hari ini melamun dan jadi pendiam.
“ Kenapa emang?” Tanya Jidang masih dengan nada jutek.
“ Aku bingung kenapa muka kamu kok tetep jelek aja ya?” Sahut Jired masih dengan muka melamun.
DUENNNKKKK
Kaleng coca cola bekas melayang dari tangan Jidang yang langsung pulang sambil marah-marah sendiri. Jired terpekik kaget. Benjolnya tambah parah. Sekarang benjol itu sebesar bakso tennis dan berdenyut-denyut.
Jired menatap secarik kertas di tangannya, lalu kembali melamun sambil sesekali mengusap benjol yang bertambah parah.
Tertulis di kertas itu, semua perasaannya pada seorang jin cantik bernama Ici sesosok Jin penunggu kunci.
Seandainya saja aku bisa
Menatap mata indahmu
Selaksa embun penyejuk di siang hari
Seandainya saja aku dapat
Ingin aku memeluk tubuh rampingmu
Dan menempatkanmu
Dalam wangi surgawi yang menari-nari
Seandainya saja waktu bisa kubekukan
Ingin rasanya aku bersamamu selamanya
Menjaga hati dan cinta ini
Seandainya cinta ini kukirim untukmu
Maukah kau sekedar melirik
Untuk mempertimbangkan hatiku
Karena aku…sayang kamu
Jired kembali menghela nafas. Menghimpun keberanian dan segera melangkah menuju rumah Ici, dewi cintanya. Diterima atau ditolak itu urusan nanti, Jired berkata mantap dalam hati.
Bahkan jin pun bisa jatuh cinta.
***
160807 - Fatmawati
Read More...
Summary only...
Posted in:
ayas.story,
dongeng 2001 malam
|
|
|

Kembali menanti
Di sudut kota yang tak pernah sepi
Tergugu menatap waktu yang terus berputar
Sementara kakiku terpagut disini
Menanti yang tak jua datang
Kembali menanti
Sepercik asa yang tak juga datang
Menyisir sepi di antara keramaian
Rembang senja menjulurkan jemarinya yang kemerahan
Pertanda hari akan berakhir
Dan aku masih disini
Menantimu
Mengharapmu datang
***
Fatmawati 100807 – di sudut meja
Read More...
Summary only...
Posted in:
ayas.reality.poems,
live journey
|
|
|
Pernahkah kau berpikir
Apa tugasmu ketika kau menghabiskan hari di dunia ini?
Aku pernah
Pernahkah terlintas di pikiranmu
Bahwa kau merasa sepi di tengah keramaian
Dan merasa ramai di antara sepi?
Aku pernah
Pernahkah kau merasa begitu berat menjalani hidup
Sampai rasanya seperti mati dalam hidup
Dan hidup dalam kematian?
Aku pernah
Pernahkan tersirat dalam sekelumit asamu
Ketika masalah datang
Dan duka melingkupi
Sang Pemilik Semesta hadir dalam benak
Mengetuk hati
Menyejukkan raga walau tak ada air?
Aku pernah
***
150807 – Fatmawati. Masih di pojok meja.
Read More...
Summary only...
Posted in:
ayas.reality.poems,
live journey
|
|
|